9.12.12

Nyanyian dan air mata


Di hari kami bertemu, 
rasanya nafas ini membeku seketika tertahan tak bisa dihembuskan
Tepat dari awal 
Aku sudah tahu, aku menemukan rumah yang tepat untuk ini
Jantungku yang berdetak cepat
Warna dan janji itu datang
Bagaimana caranya untuk berani?
Bagaimana caranya untuk mencintai kalau aku masih takut untuk jatuh lagi?
Tapi melihatmu berdiri sendiri
Seketika keraguanku pergi entah bagaimana.

selangkah lagi.

Aku sudah merasakan sakitnya kematian setiap hari karena menunggu
Sayang, jangan takut karena perasaan ini sudah muncul untukmu
Untuk seribu tahun dan akan terus begini untuk seribu tahun lagi

Waktu masih berdiri
Keindahan ada didalam ia
Aku berani
Tak ada satupun yang kubiarkan mengambilmu dariku
Apapun yang berdiri di depanku
Setiap nafas
Setiap waktu waktu yang datang untuk ini

Aku sudah merasakan sakitnya kematian setiap hari karena menunggu
Sayang, jangan takut karena perasaan ini sudah timbul untukmu
Untuk seribu tahun dan akan terus begini untuk seribu tahun lagi

Kepercayaan akan menemukanmu
Waktu yang sudah membawa hatimu untukku
Aku sudah sayang kamu untuk seribu tahun dan akan terus bertambah untuk seribu tahun lagi

I'll love you for a thousand more
Christina Perri ft Steve Kazee

Kharisma, 09th Dec 2012

16.11.12

Thank You Very Much, My Lord.

Ya  Allah, terima kasih. Kau mengabulkan doaku saat hujan datang. Setiap saat ku berdoa. Kau bukakan pintunya. Kau bukakan kesempatan.

Jika ia bisa membuatku ingat selalu pada-Mu, jika ia yang bisa mengontrol aku, jika ia bisa menempatkanku ke jalan yang baik, mudahkanlah perjalananku. Mudahkanlah perjalanan kita. Mudahkanlah semuanya.

Amin. Amin. Terima kasih untuk semuanya ya Allah. Terimakasih. I love You, My Lord. Semoga rasa sayang ini bertahan secara dewasa, baik baik dan saling membangun.

Amin.

15.11.12

Ragu

Aku sudah melewati satu persimpangan.
Seperti bermain game dan menaiki anak tangga.
Aku berhasil menjadikan diriku punya nyawa banyak.
Semakin banyak. Semakin banyak.
Kini sudah cukup banyak untuk menjejakkan ke level selanjutnya.
Sudah cukup untuk memasuki pintu baru.
Cukup untuk menjumpai persimpangan lagi.
Persimpangan ya atau tidak.
Sudah sejauh ini berjalan, bertahan, berusaha.
Saat berjalan untuk sampai ke titik ini, aku sering melihat kebelakang.
Sudah seberapa jauh aku berjalan.
Sudah berapa banyak pundi-pundi perasaan yang aku tampung.
Pada titik ini aku diuji. Apakah aku siap untuk pergi atau menunggu.
Sebelum menemui pintu baru yang aku ingin masuki,
Level terakhir yang ingin ku capai.
Anak tangga penentuan.
Persimpangan dimana aku yang menentukan jawabanya.
Aku harus lulus babak ini dulu.

Keraguan pun mulai timbul.
Sudah sangat normal sebuah keraguan ini timbul.
Sudah sangat familiar ketika menjajaki jalan yang sama.

Kadang moment ini terasa sangat traumatik.
Ketika aku yang sudah menunggu,
Nihil hasilnya.
Sudah sejauh ini. Sudah kuketuk pintu.
Tak ada yang menjawab.
Tak ada yang membukakan.
Tak ada orangnya.

Sia-sia.

Keringat dingin mengucur deras.
Rasanya sudah seharusnya aku beristirahat sejenak.
Aksi memori yang suram,
Menimbulkan reaksi detakan jantung yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Sudah berapa lama waktu yang kuhabiskan.
Berapa waktu yang tersisa?

Aku takut untuk melangkah lebih jauh.
Bisakah kini aku yang dihampiri?
Bisakah setengah jalan lagi kamu yang menelusuri?
Atau setidaknya kita sama-sama saling mencari.

10.11.12

1 kebaikan untuk 1000 kebaikan

Saya pastikan, rasa ini datang.

Perlahan lahan seperti virus yang menginfeksi tubuh.
Butuh 21 hari untuk membuat sebuah kebiasaan baru.
Saya sudah terbiasa.

Ternyata ini yang diceritakan di berbagai buku.
Ketika ditanya, apa alasanya.
Kemudian kau mencari yang ada di otakmu.
Ketika kau tak menemukan alasan yang ada hanya kebingungan.

Saya juga tidak tahu kenapa harus melakukan ini dan itu.

Saya juga tidak tahu ini berawal dari mana.

Tapi yang jelas, saya melakukan ini dan itu untuk kebaikanmu.
Pagi hingga pagi lagi, saya temani.
Pagi hingga pagi lagi, saya ada.

Sekarang bukan lagi memikirkan apakah saya berguna untuk kamu?
Saya hanya ingin kamu bahagia.
Bukan orang lain saja yang kamu bahagiakan.
Bukan orang lain saja yang kamu tolong.

Saya tidak mau jabatan apapun dimatamu.
Saya hanya mau jadi sahabatmu yang ada diwaktu-waktumu.

Muak itu manusiawi, saya juga bisa melakukan itu.
Kamu pun berhak muak terhadapku.
Saya akan pergi kalau kamu yang minta.
Saya akan kembali kalau kamu yang minta juga.

Ketika kamu memberikan 1 kebaikan untuk saya,
Saya pastikan dan harus pastikan kamu mendapat 1000 kebaikan dari saya.

1.11.12

Deviasi yang positif

Aku aneh 1 minggu ini:
  • Aku tak lagi suka hujan. itu mencemaskan.
  • Aku tak lagi benci tugas, itu membuatku sadar. Sadar kalau aku sudah menenggelamkan diriku yang sebenarnya. Diriku yang kubanggakan waktu kecil. Aku merasa bodoh. Daya tangkapku kurang. Aku harusnya bisa secerdas mereka. Tapi karena kemalasanku setengah tahun ini, aku tenggelam.
  • Aku benci orang yang tidak peduli dengan keadaan orang sekitarnya. Itu membuatku muak. meskipun aku sudah mengenalnya. dan pernah percaya denganya. Profesional tidak pandang siapapun. Meski anak sekalipun.
  • Aku memikirkan uang jauh lebih banyak dibanding sebelumnya. 
  • Aku memikirkan keluargaku jauh lebih banyak dibanding sebelumnya.
  • Aku memikirkan perasaan orang lain jauh dibanding sebelumnya.
  • Aku lebih banyak memberi bukan meminta.
  • Aku belajar untuk hidup bersama orang lain, belajar menjaga perasaan, belajar untuk tidak terlalu protektif, belajar untuk tidak terlaalu rempong, aku belajar menjaga ikatan, belajar untuk membuat nyaman, belajar membatasi kemauan diri untuk tidak mengekang orang lain.

21.10.12

3 cerita untuk orang yang sama

*ding...ding..*
lampu LED berpendar, merah
Sebuah balon text tergambar di home BB curve yang ada di tanganku
Entah darimana asalnya, yang jelas aku berkata dalam satu nama

"Semoga kamu.. semoga kamu.."

Entah dari mana asalnya, kini tak ada habisnya.
Bercengkerama berjam-jam itu menyenangkan.
Walau kadang tidak ada lagi bahan omongan.
Hanya saja, setiap harinya, ingin ada kesan yang timbul.
Kesan yang baik.

Apapun itu, karena sebenarnya jarak di sini sudah sangat dekat.
Entah ku anggap sebagai apa.
Jika muncul pertanyaan untukku.
Yang keluar dari sini hanyalah pertanyaan terlontar balik.

"Siapa yang tidak?"

Entah aku anggap seperti apa orang itu.
Semoga anggapanya terhadap ku pun sama hal nya.
Jika ada yang bertanya, Diakah penggantinya?
Sejujurnya, aku tidak tahu.
Sejauh ini, lebih dari setengah jawabanya "iya"

"Tidakkah kau mulai Phobia untuk mengakui ada yang terjalin?"

Sebelum dipastikan, lebih baik tidak mengakui dulu.
Terlalu cepat. Terlalu mengambil hati, nanti sakit sendiri.

Kemudian seseorang menyadarkanku dengan pertanyaan.

Bukankah yang kau ceritakan dalam 3 tulisan adalah orang yang sama?
Orang yang sama dalam 3 ceritamu.
Bukankah itu jumlah yang signifikan?

15.10.12

Team? Individual sih iya.

He who expects no gratitude shall never be disappointed.



Everything happens for a reason.
Lo tau kenapa rencana ancur lebur? Karena persiapanya ga matang.
Lo tau kenapa persiapanya ga matang?
Karena team lo APATIS! Karena team lo GA SADAR sama KERJAAN!
Karena otak di kepala lo udah lo buang dan lo main percaya aja sama orang yang SANTAI kayak di PANTAI ga ngerti temenya udah ngalor ngidul kemana-mana cari dana, link, tempat, tapi mereka EGOIS , SOK NGERASA SIBUK SENDIRI, dan berasa cuma punya waktu SEDIKIT sehari!
Karena LO ga punya KUALIFIKASI buat yang bakalan jadi Team lo, dimana lo dengan mudahnya masukin orang yang TIDAK PROFESIONAL dalam bekerja.

Dia yang ngga butuh Terima kasih ga bakalan ngerasa kecewa.

Tapi bukan berarti seenaknya bisa jadi BUDAK!

Karma itu berjalan, meskipun namanya bukan "karma" adanya pembalasan.
Mau seminta AMPUN apapun, dengan cara apapun sampe jungkir balik sekalipun, berapa banyakpun, yang namanya KEPERCAYAAN itu ga butuh minta maaf. Kalo udah ada CATATAN buruk sekali, lo bakalan kehilangan kepercayaan itu!

Good.

6.10.12

Sebuah Cerita

Tuhan memang mendengar doa dengan cepat,
Namun mengabulkanya butuh waktu,
Aku bertemu denganmu,
Bertemu dalam satu nama,
Tak pernah bertemu sebelumnya,
Bahkan terbersit di benak ini bahwa
Kau begitu menarik perhatian.

Ketika waktuku habis,
Rasanya ada sedih yang luar biasa,
Karena yang tersisa hanya selembar kertas
Oleh-oleh.

Untuk meminta identitasmu lebih jauh aku terlalu pemalu
Hanya berdoa saja dalam hati
Jika Tuhan mengizinkan dan aku berhak atas mu
Kita akan bertemu lagi, secepatnya
Secepatnya.

Sebulan berlalu,
Tuhan belum menjawab doaku
Aku mulai meninggalkan rasa ketertarikan ini
Mulai berfikir mungkin aku tak punya hak atas mu
Mungkin ini jawaban doaku
Mungkin kita hanya bisa bertemu dalam satu nama
Hanya nama yang bisa mengikat bayangan

Kemudian,
Aku mendengar lagi namamu,
Namamu berkaitan dengan aku,
Tak butuh seribu fikir lagi,
Rindu yang hampir kering ini seakan menghijau lagi
Kita bertemu lagi.
Berkata-kata, membuat lengkungan ke atas satu sama lain,

Tuhan mengabulkan doaku
Doa yang tidak kutahu beralaskan apa
Rasa yang terlalu jauh ku sebut cinta
Rasa yang terlalu pendek jika ku sebut hasrat
Rasa yang mungkin bisa di definisikan "ketertarikan".

Tuhan,
Jika Kau mengizinkan,
Jika Ia memang hak untuk ku,
Izinkan kami memiliki rasa yang sama dan tumbuh bersama-sama
Dengan Penghujung yang terbaik
Terbaik untuk kami.

Amin

29.9.12

Hujan

Perkenalkan, aku hujan.
Aku sering melihatmu terbelalak sendiri ketika kami datang. Atau kadang kamu sering tersenyum sembari sesekali merasakan  kehadiran kami.
Aroma tanah yang sudah basah karena kami menyeruak sebagai molekul-molekul bau yang kamu tangkap lewat indera penciumanmu.
 Tak lupa adanya saudaraku yang terkenal sebagai aliran udara yang membelai indera perabamu lewat rambut-rambut halus yang tergerak dan merasa bahwa kami mau datang. Membuatmu membuka jendela kamar dan memperhatikan panggung dansa yang tercipta karena pepohonan, rerumputan, kabel tiang listrik bergerak dengan ritme-ritme yang tak berurutan namun indah. Saudaraku, angin, memang raja nya dansa kurasa. Kadang, angin terlena bergerak seakan hilang kendali ketika berdansa salsa dengan sesamanya, tak sadar ketika musik berhenti sekelilingnya sudah rusak.
Kemudian kadang saudaraku yang lain datang saling bersahutan. Mereka tak pernah datang sendiri. Bersama-sama dengan suara lantang menggelegar dan kilauan cahaya mengakar cepat seakan mau menusuk bumi. Aku kadang melihatmu terpana olehnya. Ya, mereka seakan raksasa penjaga. Perkenalkan mereka adalah petir atau halilintar. Kadang mereka juga lupa diri ketika beraksi memperlihatkan kekuatan masing-masing sehingga terbentuk wujud energi lain pada benda yang mudah terbakar. Kebakaran jadinya.
Sudah waktunya aku? Belum, kuperkenalkan dulu saudaraku yang lain. Aku tak bisa hadir tanpa dia. Kurasa petirpun tak bisa juga. Ia besar, seperti kapas, kadang putih bersih tapi kadang bisa memantulkan cahaya senja bahkan meng-abu. Aku ada di dalamnya. Aku dibawa olehnya sampai bisa ke tempatmu. Seakan kantong besar yang bisa mengandung ber juta liter aku. Perkenalkan, namanya awan. Ya, hampir setiap hari ia datang mengambang di langit harimu maupun malamu. Kadang banyak jenisnya, dan manusia memberinamanya aneh-aneh tapi unik. Stratokumulus, Kumulonimbus, Stratus, apapun yang -us -us. Hihih. Aku dan Awan saudara dekat. Hampir seperti kakak-adik karena terbentuk dari partikel yang hampir sama. Air, leluhur kami. Entah bagaimana, aku tidak begitu mengerti dengan proses yang manusia sebut kondensasi, sehingga kami bisa berbeda wujud.
Aku, Hujan. Partikel-partikel air yang jatuh dari langit. Kau sering menyebutku kristal bening. Nama yang indah! Aku ada dari sebuah siklus. Terlihat sederhana, ternyata tidak segitunya. Yang pasti aku datang dan sejukpun datang. Kadang aku membuat genangan kecil untuk sekedar melepas dahaga untuk para binatang dan tumbuhan. Kadang aku juga membuat genangan besar. Tapi bukan karena tidak mau meresap ke dalam tanah, lebih tepatnya tidak bisa. karena tertutup oleh benda-benda yang kamu sebut sampah.
Tapi terimakasih banyak. Akhir september ini, kami semua mungkin akan banyak berkunjung. :')

3.9.12

Candu

Terlalu mudahkah untuk ditaklukan?
Menjadi satu dengan aliran darah yang masuk ke otak
laksana nutrisi yang menghidupi.
Seakan candu yang kian merengkuh.

Ku katakan sekali ini saja.
Meskipun Tuhan memberiku kemampuan.
Melihat huruf demi huruf yang terangkai.
Seakan melihat keluar saat matahari bersinar dengan cerahnya
setiap gesture dengan mudah ku baca.
Karena mereka bukan orang yang istimewa buatku.
Mereka biasa saja untukku.

Tapi semuanya berubah ketika,
aku yang merasa tertarik.
Seakan jendela itu buram.
Gerhana matahari terjadi, kusam, gelap, tak terlihat.
Ingin kubaca kata perkata yang ada di dalam sana.
Tapi tak bisa.
Makanya aku takut sendiri kalau ku bilang "Aku tertarik padamu".
Sebelum kau bilang hal yang sama terlebih dahulu.
Belum siap rasanya memecahkan gelas anggur yang masih dalam perbaikan.

Ya, pengecut kan?
Itu memang aku.
Jadi, mudah-mudahan kau mengerti sebelum gelas itu pecah lagi.
Lebih baik pergi tanpa meninggalkan bekas apapun
atau tetaplah di sini dengan rasa yang sama.
Aku tidak butuh daerah abu-abu.
Aku hanya ingin hitam atau putih.
Warna vivid yang terang dan jelas.

Kurasa, aku tahu sedikit yang ada di benakmu.
Kau masih berharap masa lalu datang.
Berharap masa lalu itu masih ada di sini bersama mu.
Aku juga tidak bisa menekan hal itu.
Manusiawi.
Di dalam sini juga kadang terasa hal yang sama.
Kadang aku ingin mengubur masa lalu dalam-dalam.
Kadang aku sendiri yang ingin ia bangkit lagi menemaniku.
Karena aku terlalu takut untuk berjudi dengan takdir.

Aku sudah cukup senang sebenarnya.
Kita bisa bertemu walau hanya dalam satu nama.
Kita bisa bercengkerama meski hanya dalam hitungan minggu.

Kuakui, aku kecanduan.
Kecanduan melihatmu dekat, senyumu, tinggimu, rambutmu, urat-urat tanganmu, warnamu, cara jalanmu.
Kecanduan mendengar suaramu, tertawamu, nyanyianmu, tangisanmu, godaanmu, ceplas-ceplosmu.
Kecanduan akan gesturmu, kepolosanmu, jalan fikiranmu.

Apa yang sedang dilakukan di sana?
Bisakah kau tau aku sedang menceritakanmu di dalam sini?

Kini rasanya seperti sakau.
Karena canduku tak lagi kulihat, kurasa, kuhirup, kudengar.
Seakan kini semua inderaku mencari yang hilang.
Kamu.

- Cerpen "Sprout"- Jakarta,  Senin 3|9|12 , 9:46 -

23.8.12

Gramedia, 22 Agustus 2012

Untukmu,
orang ramah yang memakai topi hitam

Hai,
Terima kasih sebelumnya,
Sudah meluangkan waktu untuk memulai pembicaraan sebentar,
di Gramedia kemarin.

Karena sama-sama ada di tempat art
Ya, kita punya hobby yang sama
Saya senang menggambar dan melukis
Aliran saya naturalis
Saya belum pernah ikut pameran
Kompetisi juga hanya waktu kecil
Saya cuma senang menuangkan imajinasi saya
Saya pun bukan seorang mahasiswi jurusan seni

Maaf ya,
Mungkin saya kelihatan sombong
Karena ngga lihat mukamu langsung
Tapi sebenernya, saya takut sekaligus malu
Karena
Saya ga pernah diajak ngomong stranger directly

Maaf ya,
Saya belum sempat nanya-nanya balik
Aliranya apa?
Sekolah seni?
Cat air atau cat minyak?
....

Saya terlalu malu.
Berusaha mengatur nafas yang cukup membuat saya repot.
Maaf ya.

Semoga bisa ketemu lagi dan menebus kesalahan saya.
Saya harap, saya bisa lihat hasil karyamu. Amin.
Terima kasih sekali lagi.

Kr

9.8.12

Some advices for you to be, ..... a parent?

Kamu masih bergantung sama orang tuia!
Belum bisa cari uang sendiri! Hidup masih dibiayain sama orang tua!
Harus mau diatur sama orang tua!
Sakit aja masih ngerepotin orang tua!
Tapi udah ga mau diatur!

Fuck those words.
Jangan pernah ngasih tau anak lo dengan nada tinggi,
dan kata-kata kayak gitu,
disaat yang emosional.

That will make it worst.
Ketegangan bakalan terus memuncak.
Sampai akhirnya meledak.

Ga tau diri kamu!

Dan jangan pernah pake kalimat itu, untuk alasan ga jelas/sepele.
Karena 4 kata diatas punya dampak yang lebih besar dari yang kau bayangkan.

28.7.12

a wish

Tuhan punya rencana baik di balik semua ini.
Terus-terusan aku mengulang kalimat itu.

Kau tau betapa marahnya Kau waktu itu?
Disaat semua kuasa punya mu.
Seenaknya menggampar orang.
Bilang Anjing! Monyet! atau yang lainya.
Disaat orang lain jadi terdakwa.
Kau jadi hakimnya.

Malaikat.
Malaikatkah sebenarnya dirimu?
Bersayap? Suci? Berkuasa? Asalmu dari surga?

Aku pun marah waktu itu.
Tapi tidak berlarut-larut.
Sungguh.

Aku orang yang mudah memaafkan kalau memang harus.
Tapi ingatanku tak pernah pudar.

Ternyata Malaikat yang ku lihat waktu itu punya tanduk juga.
Punya buntut runcing layaknya iblis.
Ternyata juga bisa pergi ke neraka.

Kau lakukan hal yang sama.
Aku bisa mulai percaya sekali.
Tapi ketika selanjutnya kepercayaan itu musnah.
Jangan harap akan lagi ku beri.

Aku sudah coba untuk percaya.
Aku tidak mengorek-ngorek informasi, walau ku tau pasti ada saja yang kau perbuat diluar pengetahuanku.
Aku bukan ular yang orang bilang senang diatas ketidak harmonisan keluarga.
Aku yang pernah mereka bilang anak setan juga tak marah kini, bahkan kalau harus kubela, akan kubela mereka yang dulu mengataiku.

Kau tau? Aku sudah percaya padamu.
Aku percaya kau berjalan lurus.
Aku percaya segala fasilitas yang ada datang hanya dari Tuhan dan via kamu.
Aku percaya bahwa semuanya akan berakhir bahagia nanti.
Aku percaya dengan kekuatanku sebagai status yang cukup unggul untuk memperbaiki keretakan yang sudah tercipta.

Aku percaya kita sama-sama bisa saling menjaga.

Aku percaya sosok yang ku butuhkan untuk jadi panutan ada di kamu.

Tapi,
tenyata tidak semuanya benar.

----------------

Tuhan, kalau aku boleh minta sesuatu, izinkan aku untuk meminta.
Seandainya 20 tahun yang lalu bisa kembali terulang.
Aku berharap aku tidak dilahirkan.
Aku tidak ingin dua orang ini bertemu.

-----------------

Kalau nanti meninggal pun,
Aku ga akan minta dosa mu dilimpahkan kepadaku
Aku cuma minta nanti masuk surganya dipercepat

------------------

6.7.12

stay calm

Sudah hampir 5 hari.
Minggu yang berat sungguh.
Berjuang untuk tidak meneteskan air mata.

I'm not gonna meet ya in 30 days.
or more.

sudah hampir sebulan, dan sudah tidak ada rasa apapun. Awal yang berat dengan sebuah perjuangan. Sebulan memang tidak cukup ternyata. Butuh lebih banyak waktu.

sudah hampir 2 bulan, rindu menyusup datang diam-diam.Melalui orang lain yang tengah berjaga di rumah sakit. Hahahha. Apa kabar kau? Masih ingat dengan ku? Masih belum netral sepenuhnya otaku. Butuh beberapa bulan lagi untuk hadir kembali dan mencari orang baru dan menggantikan posisimu yang sekarang sedang kosong.
Kekosongan ini membuat ku gila. Tapi aku tak bisa menunjukanya sembarangan. Aku bukan seniman tapi juga bukan scientist. Aku di antaranya. Tidak semudah kau menarik dan menghela nafas.


Aku tidak membencimu sungguh.
Aku hanya tak mau ketergantungan.

Karena kehadiranmu yang lebih sering ketimbang kehadiran orang lain pada umumnya.
Jadi, sepenuhnya bukan 100% aku yang salah. Karena kamu mengambil sebagian porsi di dalamnya.
Dan inilah saatnya kita sama-sama mengambil gunting.
Memperjelas pattern yang sudah kian terbentuk.
Memangkas sebenarnya tidak ada salahnya.
Agar bentuknya lebih indah.
Bukankah keindahan punya batas?

Maybe, it'll take 6 months or more
So, stay calm.

Random

Semacam ga ada siapa-siapa.
Mudah datang dan pergi.
Mudah suka dan lupa.
Keluar masuk sesuka hati.
Dan kini seperti mencari-cari sesuatu.
Entah apa itu.
Mencari mata yang teduh untuk berteduh.
Pundak yang kokoh untuk menopang.
Mengapa kepergian esok hari begitu berat.
Seakan firasat sesuatu akan terjadi.
Semoga semua baik-baik saja.
Tanpa ada kendala yang berarti.
Inilah aku.
Mencemaskan hal-hal yang tak berguna.
Karawang barat, aku datang.
Semoga banyak pencerahan di sana.
amin.

28.5.12

Serius

Membuka mata.
Lebih lama bersama si Putih sekarang.
Lebih nyaman.
Lebih tenang.
Kadang lebih membuat darah ini berdesir kencang.
Karena ia lebih nyata.
Pelan tapi pasti.
Mungkin perlahan-lahan.
Aku mulai kecanduan.
Sudah terbiasa mencium harumnya.
Terbiasa melihat kekonyolanya.
Terbiasa untuk tergoda.

Sudah kucoba untuk kulepaskan.
Biru dan Hijau pun tak ku biarkan kembali lagi.
Aku mau mencoba.
Mencoba untuk serius.

Cobalah serius.
Kali ini.

29.4.12

Surat untuk imunitas.

Mungkin agak jarang memanggilmu
Padahal kita ada dalam satu tubuh
Mungkin sudah lama aku tidak menyadari
Betapa hubungan kompleks ini begitu hebat

Aku hanya makhluk tipis transparan yang banyak orang sebut roh
Aku mengakui kalau baru saja aku berusaha menyakiti jaringan satu persatu
Mengeluarkan cairan kental berwarna merah yang orang sebut darah
Tapi untungnya itu tidak terjadi

Kepada semua bagian terkecil yang orang sebut sel
Kepada sel yang bertugas menjaga daya tahan tubuh
Semua yang terlibat bergitu dekat hingga membentuk suatu pertahanan
yang banyak orang sebut imunitas

meskipun aku secara tidak langsung sudah sangat membenci tubuh ini
meskipun aku sudah sangat muak dengan kehidupan tubuh ini

Teruslah bekerja memerangiku.
Teruslah bertugas membuat pertahanan terhadapku
Agar bukan tubuh ini yang mati.

Karena aku senang membuat kulit ini menggigil karena terpaan hujan
karena aku senag melihat banyak cairan keluar dari tubuh ini
karena aku senang menyakiti secara fisik ketimbang batin
karena sakut fisik tubuh ini yang sakit bukan aku.

Jadi, Mungkin aku yang harusnya dibuang.
Aku yang harusnya keluar.
Agar tidak mengganggu ketentraman hidup kalian.

Terimakasih.

18.4.12

Saya tipe kepribadian: Idealis Pemimpi

Tipe Idealis Pemimpi sangat berhati-hati dan oleh karenanya tampak pemalu dan pendiam bagi orang lain. Mereka berbagi kehidupan emosional mereka yang kaya serta pendapat-pendapat kuat mereka dengan sedikit sekali orang. Namun orang sering keliru menilai mereka dingin dan pendiam. Mereka memiliki sistem nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang murni dan mulia yang menonjol di dalam diri mereka yang demi hal-hal itu mereka bersedia mengorbankan banyak hal. Joan of Arc atau Sir Galahad adalah contoh tipe kepribadian ini. Tipe Idealis Pemimpi selalu berusaha keras memperbaiki dunia. Mereka dapat sangat memikirkan orang lain dan melakukan banyak hal untuk mendukung mereka dan membela mereka. Mereka tertarik dengan sesama mereka, penuh perhatian dan murah hati terhadap mereka. Begitu antusiasme mereka akan suatu hal atau orang bangkit, mereka dapat menjadi pejuang yang tak kenal lelah. 

Bagi tipe Idealis Pemimpi, hal-hal praktis tidak benar-benar penting. Mereka hanya menyibukkan diri dengan tuntutan-tuntutan harian yang duniawi saat benar-benar perlu. Mereka cenderung hidup sesuai dengan semboyan „yang jenius mengendalikan kekacauan“ – yang biasanya memang demikian sehingga biasanya mereka memiliki karir akademik yang gemilang. Mereka kurang tertarik dengan detail; mereka lebih suka melihat sesuatu secara keseluruhan. Ini artinya mereka masih memiliki pandangan menyeluruh yang baik ketika sesuatu mulai menjadi rumit. Namun demikian, sebagai akibatnya, sesekali dapat terjadi tipe Idealis Pemimpi melewatkan sesuatu yang penting. Karena mereka menyukai kedamaian, mereka cenderung tidak terang-terangan menunjukkan ketidakpuasan atau kejengkelan mereka melainkan memendamnya. Ketegasan bukan salah satu kekuatan mereka; mereka membenci konflik dan persaingan. Tipe Idealis Pemimpi lebih suka memotivasi orang lain dengan sifat ramah dan antusias mereka. Barangsiapa mendapatkan mereka sebagai atasan tidak akan pernah mengeluh kekurangan pujian. 

Di tempat kerja, tipe Idealis Pemimpi adalah teman dan pasangan yang suka menolong dan setia, orang-orang yang memiliki integritas. Kewajiban sangat sakral bagi mereka. Perasaan orang lain penting bagi mereka dan mereka senang membuat orang lain bahagia. Mereka puas hanya dengan lingkaran kecil pertemanan; kebutuhan mereka akan kontak sosial tidak begitu menonjol karena mereka juga butuh banyak waktu untuk diri sendiri. Basa-basi kecil bukan keahlian mereka. Jika seseorang berharap berteman dengan mereka atau memiliki hubungan dengan mereka, orang itu harus mau berbagi dunia pemikiran mereka dan bersedia berpartisipasi dalam perbincangan mendalam. Jika Anda berhasil melakukan itu Anda akan dianugerahi dengan kemitraan yang luar biasa intensif dan kaya. Karena tuntutan-tuntutan mereka yang tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain, tipe kepribadian ini kadang-kadang menjejali hubungan dengan gagasan-gagasan romantis dan idealis hingga tingkat tertentu sehingga membuat pasangan merasa terbebani atau minder. Tipe Idealis Pemimpi tidak jatuh cinta dengan mabuk kepayang namun ketika mereka jatuh cinta mereka menginginkannya menjadi cinta sejati yang tak berkesudahan


source: http://www.ipersonic.net/id/

17.4.12

Benang peliharaan

Aku sedang di padang rumput sekarang.
Bunga dandelion banyak bermekaran.
Bunga liar lainya juga banyak yang mekar.
Akhir musim semi.

Aku punya tiga pesawat kertas di sakuku.
Biru, Putih dan Hijau.
Ketiganya sama-sama cantik dan menawan.
Warna Biru sudah lama kupunya.
Namun sering hilang terbawa angin.
Namun kini kembali lagi.
Biru ini menyejukkan hati, membuat nyaman.
Ketika hilang, mungkin rasanya lebih panas dari biasanya.
Lebih gelisah.

Warna Putih, kubuat minggu lalu.
Karena minggu lalu Biru menghilang.
Kemudian kubuat Putih sebagai penggantinya.
Putih. Polos.
Ketika bersamanya duniaku seperti anak kecil.
Senang dan riang.
Beberapa hari yang lalu Putih menabrak pohon dan sayapnya patah.
Ia harus istirahat beberapa hari.

Kemudian pesawat kertas Hijau datang entah dari mana asalnya.
Hijau ini agresif. Kesana kemari.
Susah diatur. Mungkin agak sulit untuk berteman dengan si hijau.
Tapi, Ia hanya butuh diberi kesempatan, diperhatikan dan dihargai.
Mungkin sulit tapi kedepanya pasti bisa berjalan dengan baik.

Biru telah kembali. Perjalanan yang sudah ia tempuh entah sudah sampai mana.
Putih sudah mulai belajar terbang lagi. Aku suka semangatnya, meski kadang terlalu memaksakan diri.
Hijau sudah mulai menurut. Meski kadang masih susah diatur.

Suatu saat nanti aku harus memilih salah satu diantara ketiga warna ini.
Ataupun harus punya satu warna untuk ku pelihara.

Sekarang belum waktunya.
Biarkan mereka bersenang-senang selagi waktu masih ada.
Begitu pula dengan benang peliharaan.
Biarkan ia memilih dengan baik.
:)

3.3.12

L'amour que j'ai envoyé en finir avec les nuages ​​flottants

Winter sudah selesai.
Musim semi akan segera datang.
Titik salju kadang masih terlihat.
Udara panas juga masih bisa kulihat mengalir keluar dari hidung dan mulutku.

Di bawah langit yang sama dan tempat yang berbeda.
Aku melihat awan-awan yang berarakan kelabu.
Fikiranku melayang entah kemana.
Apakah namaku masih ada didalam perjanjian itu?

Kemudian pandanganku mulai kabur.
Mataku mulai panas.
Nafasku sakit sesak.

Tik. Tik. Tik.

Secara reflek, tangan ini menyeka.
Basah.
Meskipun dalam perjalanan ini aku terlelap sendiri dan bermimpi.
Dan aku melihatmu, aku tetap akan menjaga jarak.
Dan menyanyikan lagu ini.

Sebuah rasa yang sudah kucoba titipkan.
Kini menguap bersama awan yang mengambang kelabu.

I was born and i met you
And i have loved you to death
My cold heart that has been dyed blue
Even with my eyes closed, i can’t feel you
Blue - Bigbang
Dalam sebuah perjalanan,
Paris 2012 Mars

2.3.12

Long time no see, love!

Dear, Love.
Udah lama bet ga liat lo.
Meskipun udah mau meledak tapi ditahan-tahan.
Meskipun sempet kepikiran untuk ngibarin bendera putih.
Akhirnya, kesempatan itu muncul.
Apakah, lo inget gue selama 2 minggu ini?

Semoga,

Mungkin ini terlalu cepat untuk mengucapkan selamat datang.
Tapi, seengganya gue mau thanks.
Thanks udah membuka kesempatan duluan.
Thaks.

Thanks. Love.

1.3.12

Selamat kamu masih normal!

Hey Love,
Kamu masih manusia ternyata.
Hati kamu belum ngebatu rupanya.
Dua tahun mungkin bukan waktu yang singkat.
Dua tahun yang nantinya bisa kamu ceritakan ke anak perempuanmu kelak.
Dua tahun dimana kamu bisa ngerasain hidup itu ada rasanya.
Khususnya, rasa yang ga pernah orang tahu gimana cara mendeskripsikanya.
Rasa yang sampai detik ini kamu ga tau itu namanya apa.
Rasa yang konkrit nyata ada.
Ada untuk manusia juga.
Yang punya hati juga.

Dear, selamat.
Kamu masih normal. :)